Results 1 to 10 of 10
http://idgs.in/489133
  1. #1
    Simply's Avatar
    Join Date
    Sep 2011
    Posts
    136
    Points
    75.40
    Thanks: 5 / 12 / 7

    Default [Poem] a Part of " Eve, the Tears in Every Poem "

    Permisi mod setempat

    Spoiler untuk General Introduction :
    Sebelumnya, perkenalkan saya kloningan vLin777(oke, ini ga penting). Saya inget pas pertama kali saya join forum ini (April 2008), saya diajak oleh someone, dan tujuan saya ke forum ini hanya karena tertarik dengan SF 'Menulis', dan waktu itu saya hanya ingin tempat berbagi tulisan saya(entah cerpen, entah puisi), dan seiring berjalannya waktu, saya lama kelamaan jadi tidak produktif sama sekali, karena beberapa alasan yang sepetinya tidak perlu diutarakan. Namun, mimpi sejak SD tetaplah mimpi yang tidak akan pernah dapat dihapus, oleh karena itu, saya akhirnya mulai menulis dan menulis lagi. Oleh karena alasan itulah, akhirnya saya kembali ke SF ini untuk berbagi kembali, tentu dengan ID yang berbeda sejak dulu


    Spoiler untuk FAQ tentang : "Eve, the Tears in Every Poem" :
    T: Tanya | J: Jawab

    T: Apa itu "Eve,the Tears in Every Poem"?
    J: Singkatnya, itu adalah antologi puisi yang telah 90% menjalani proses printing dari cover-narasi di belakang buku (bukan, ini saya yang print sendiri, bukan publisher). Intinya, hingga tanggal ini, antologi ini masih menjadi antologi pribadi saya.


    T: Kenapa mengangkat judul "Eve, the Tears in Every Poem"?
    J: Kumpulan puisi ini mengandung tema tentang masalah hubungan dan perasaan seseorang, masalah keluarga, dan masalah-masalah lainnya. Saya berusaha semampu saya untuk "menghasilkan" air mata di setiap puisi ini. Air mata yang terkandung di sini bukan hanya air mata kesedihan biasa, namun air mata frustasi hingga air mata kebahagiaan.
    Eve adalah nama pena saya sejak saya kembali menulis.
    Oleh karena itu, saya menyimbolkan diri saya sendiri menjadi tiap tetesan air mata di setiap puisi yang tercipta.


    T: Ada berapa puisi yang terkandung di antologi tersebut?
    J: 12-15 puisi.


    T: Darimana inspirasi tiap puisi ini datang?
    J: Dari kehidupan nyata saya sendiri, kehidupan nyata orang lain, request dari teman sekitar, dan sisanya imajinasi saya sendiri. Ide-ide itu datang dengan sendirinya tanpa saya tahu darimana asalnya.


    T: Semua puisi berbahasa Inggris kah?
    J: Tidak. Semuanya dalam bahasa Indonesia.


    Puisi yang akan saya share di sini hanyalah beberapa puisi(oleh karena itu judul thread ini saya beri judul "a Part"), hanya untuk sekedar melihat respons pertama dari para pembaca di tempat ini. Adalah kemungkinan, nanti saya akan meng-update nya lagi, dan sebelum ada kesalahpahaman tentang plagiarisme yang terjadi, dengan ini saya mengatakan bahwa saya adalah admin asli dari blog pribadi saya, di mana puisi-puisi di bawah ini berasal : LINK. Oleh karena itu, tolong untuk tidak mengcopy, menambah, ataupun mengurangi isi dari puisi tersebut tanpa sepengetahuan saya. Thankyou

    Spoiler untuk a Part of "Eve, the Tears in Every Poem" :
    Spoiler untuk Potret Kelam Diri :
    Potret Kelam Diri
    a Poem Requested by Faisal

    Aku yang terantuk dalam bayang potretmu,
    biarkan fase bulan yang berganti jadi saksi bisu kekelaman hati.
    Masih teringat rona merah jambu di pipimu,
    saat ku sapa dirimu, yang slalu dipuja sorot mata dan relung hatiku.

    Bermimpikah aku tuk milikimu secara sempurna?
    Berangankah saat ku memelukmu ktika air bening matamu berlinang?
    Berhalusinasikah saat sosok elok dirimu menghampiri
    dan terangi malam sunyiku, seorang diri?

    Kau pernah ucapkan bahwa sempurna adalah aku,
    sebaliknya, tak pernah kau ucap nama yang tak asing di hidupku,
    nama yang tlah kau jadikan alasan hatimu merona.
    Aku terhempas, membuka kembali potret wajahmu,
    di mana kau tak lagi sendiri di sana.
    Bayang wajah lelaki yang dulu jadi tempatku berkeluh kesah akan dirimu.


    Kini, ratapku pun tak lagi terdengar olehmu,
    tangisku pun redam oleh bahagiamu dengannya.
    Dan, ku merantau dengan hati telanjang penuh luka,
    mencari serpihan hatiku yang lain,
    yang terlena tanpa penghuni di penghujung kisah.
    Menyerah seraya tersenyum bagai temaram bulan,
    bukti lubuk hati yang masih tersihir kuasa elokmu.

    Arkan,
    in the memories of Nikan.



    | eve- | 22:45 | 221111 |


    Spoiler untuk Garis Takdir :
    Garis Takdir

    Malam ini, hari yang layaknya hari bahagia dua insan,
    pupus. Ditelan mimpi yang dipaksa sadar.
    Dewi cinta seakan tak perduli, menawarkan duri,
    dan pergi setelah memberi perih yang ditakdirkan.
    Goresan hati yang tak diobati, menganga,
    memanggil pemangsa hati yang beruntung tuk dapatkannya.

    3 tahun sudah hati ini diisi, tanpa curiga dan dusta,
    oleh dirimu yang menggenggam erat belahan hati ini.
    Kini, aku tak kenal lagi ratapan akan cinta,
    membenci mimpi polos kekanak-kanakkanku akan bahagia.
    Mencari korban tuk dicaci, melawan fakta, membisu dalam tawa palsu.

    Ajari aku tuk mencintai diriku kini,
    diri yang seakan hina akan dera siksa kenyataan.
    Paksa aku tuk lanjutkan hidup fana yang tercipta.
    Takkan ada lagikah dirimu di kala mentari menyongsong?
    Akankah ini jadi kali terakhir kau usap pipiku yang basah?
    Akhiri, satu kata yang terngiang penuh lara.

    Aku mual akan tudingan wanita yang lahirkanku,
    kau sendiri, membenci ia yang selama ini kau jadikan panutan,
    sekaligus, yang jadi ayah satu darah kita.

    Akankah lebih baik kita hidup dalam kepalsuan?
    Seakan tak pernah peduli akan yang kita pahami?
    Ibuku, ayahmu, bertemu,
    berawal sukacita penuh rindu dalam hening,
    berakhir duka di penghujung jalan,
    seakan bisu akan cerita cinta kita yang terlontar.

    Haruskah kita?
    yang tertolak akan kesalahan perceraian orangtua kita?
    yang dipaksa lalui hidup penuh rindu yang tak terbayar?

    Dulu, aku berhasil melawan takdir tuk bahagia tanpa ayah,
    kau berhasil sukses tanpa pesona keibuan yang anggun,
    Namun kini, pasrahkah jawaban tuk takdir cinta kita?
    Aku lambaikan tangan lemahku kepada pernikahan yang didamba,
    menyapa status saudara kandung yang digariskan,
    bersiap untuk melihat dirimu di pelaminan kelak,
    serta jadi saksi kepekatan masa lalumu yang dicipta denganku.
    Aku, kalah.

    Christy,
    for my ex-boyfriend, my love and life - my brother, Christian.




    | eve- | 00:54 | 241111 |


    Spoiler untuk (Untitled) :
    Untitled

    Siluet 6 bulan yang lalu terukir indah, meski hanya memoria,
    saat bahtera indahku tak pernah terusik..
    Aku bahagia, meski 4 insan terkadang
    tak dapat kalahkan usik keheningan sepi.

    Mereka, keluarga kecilku, yang jadi tempat ku berbagi suka duka,
    yang bantu aku menatap hari meski sesenja apapun.
    Aku yang slalu menyapa senyum pelangi indah,
    tiap perberhentian masalah kami, meski semustahil apapun.

    Hingga, tak lagi ku lihat alasan tuk bersabar,
    Aku terusik, kebahagiaanku terpenjara,
    air mataku jadi taruhan hari per hari.
    Semata menjaga abdi pada orangtuaku,
    aku pertaruhkan keinginan ego ku yang terus berteriak.
    Aku dipaksa bertahan, meski lelah terus menggerutu.

    Jika kelak ku ingat hari itu,
    di mana aku begitu menyambut hari ia datang,
    aku hanya dapat menatap jauh, kosong dalam pilu tangisan.
    Tak pernah aku sangka, ia mengambil alih seluruh yang ku cinta.

    Kini, aku tak lagi berdaya,
    aku yang malang, melihat satu per satu hak ku direnggut.
    Namun aku terus berbisik mengingatkan diri,
    bertahan demi keutuhan keluarga kecilku yang konon indah.

    Lancanglah, ambil semua yang kau mau!
    Tertawalah, buat aku berteriak perih lebih dari ini!
    Bernafaslah dengan alunan penjara rapuhnya hatiku!
    Bahagialah dengan taruhan cintaku demi dirimu!

    Diam, bukan berarti tak perduli,
    aku yang mengalah, tak berarti aku ikhlas.
    Pergilah ke penghujung jalan sebelum kau lihat ada pelangi,
    kau akan temui seorang gadis,
    yang tengah memandang cakrawala,
    yang hatinya masih murni, tanpa benci,
    bahkan terlalu murni untuk mendendam.
    Ia hanya mengadu akan keadilan, menangis pasrah tanpa berontak,
    mengumpulkan serpihan hancur hatinya,
    sedari mengubur kenangan indah keluarganya,
    yang kini, hanya dapat ia temui di album foto.



    | eve- | 22:06 | 051211 |


    Spoiler untuk Gores Kemunafikkan :
    Gores Kemunafikkan

    Terngiang kembali, saat ufuk timur tlah menyapa
    di balik tirai bambu kamar kita,
    yang tlah bertahun lamannya jadi saksi bisu cinta kita.

    Aku tersentak, terpukul tak lagi temukan kau disana,
    di sampingku tempat sediakala kita berbagi kasih.
    Curiga batinku meyeruak,
    linang tangisku masih begitu murni tuk
    menangkap sepucuk surat yang kau tinggal.

    Memoria pernikahan agung tiga tahun lamanya berotasi.
    Seakan tak percaya pada gores kata per kata di sana,
    tatapan ku kosong. Tubuh mungilku melimbung.

    Pandanganku jauh, meski nanar,
    inginku menarik kembali kataku akan perceraian,
    yang telah menampar batinmu.
    Aku bersujud, memohon belas kasih dari sang Pencipta,
    tangisku menyeruak, membunuh egoku yang tlah usir dirimu.

    Biarlah, aku mencintaimu dengan munafik,
    menarik kembali seluruh ucapku.
    Tlah lelahkah dirimu dengan pesonaku yang kau cinta?
    Menyerahkah kau dengan egoku?

    Hari ini, tepat 5 tahun lamanya perpisahan mematikan itu,
    jelas di depan bayang samar mataku,
    aku melihat siluet tubuhmu dengan seseorang di sana.
    Ia tampak sangat berseri bersanding di sampingmu,
    mungkinkah ia yang bersenandung kini di hatimu?
    Bahagiakah dirimu dengan pesona sempurna itu?
    Di manakah kini aku si pemimpi munafik ini bagimu?

    Aku membiarkan diriku terlena akan tatapan hijau akan mereka.
    Pasrah akan belati yang seakan menikam hati beratus kali.
    Pena dan kertas, menjadi saksi, hening di setiap malam,
    menemaniku tiap fase bulan bergulir.
    Puisi yang ku dedikasikan untukmu, kini,
    seakan menjadi bukti nyata kemunafikkanku saat ku
    percaya bahwa kau akan kembali memuja pesona elokku.

    Tak perlu lagi kini ku bersua dengan mimpi akanmu,
    tubuhku terantuk meja kerjaku,
    padanganku memudar, aku berbisik pada diri,
    berharap aku dapat meredam sesaat perih ini.
    Aku tak sadarkan diri, merelakan coretan hati
    mengenang sgala yang tlah terjadi.

    Jakarta, 09 Desember 2011
    | eve- | 09:53 |


    Spoiler untuk Gadis Naif, Malam Beku :
    Gadis Naif, Malam Beku

    (Christmas Atmosphere)

    Kau, petani yang kaya akan pesona,
    slalu menebar bibit kasih sayang yang ku impi.
    Kau meladangi setiap ladang yang kau singgah,
    menempati setiap peluang ladang hati yang hampa tanpa penghuni.
    Sekian lama ku percaya, dirimu tak lagi menyebar pupuk
    di ladang yang lain.. Aku terbelit simpul mematikan itu.

    Naifkah saat ku slalu berharap anganku kan jadi nyata?
    Akankah langit selalu abu dan tak lagi kunjung jadi biru keputihan?
    Mungkinkah tak akan ada lagi pelangi di depan mata?
    Masihkah Tuhanku mendengar pekik tangisku,
    setiap mentari di ufuk hingga sepenggalah?

    25 Desember,
    hari yang dijanjikan pun menyongsong.
    Aku tlah siap dengan gaun terindahku,
    merona wajah dengan sentuhan sempurna yang aku bisa.
    Berbulan ku nanti akan hari natal ini,
    di mana ia akan menghampiriku,
    mengakhiri semua mimpiku di stiap malam mengusik.
    Ia yang akan tawarkan si mawar merah pertanda cinta,
    dan memutus tali ketidakjelasan sekian lamanya.

    Petani itu, kini hanya sejenjang tapak kaki.
    Ia menyapaku, dengan sebuah sungging senyuman.
    Ada arti di lekuk garis sunggingan itu, nyeri gejolak hatiku.
    Sungging itu bukan darinya, tak lain yang adalah
    wanita di sandingnya.

    Sekejap hatiku berteriak, berharap,
    “Jangan katakan apapun!”
    “Jangan bunuh aku dengan faktamu!”
    Aku bersimpuh dalam siluet redam tangisku,
    “Jangan buatku percaya mujizat Natal tidak ada!”

    Petani itu masih tampil menakjubkan malam itu,
    malam kehancuran hatiku,
    ia mengatakannya, secara jelas ia mengakhiri deritaku,
    memutus tali ketidakjelasan itu.
    Ya, ia mengaku setelah tiga tahun lamanya,
    ia akhirnya telah memilih, menetapkan,
    seraya membunuhku dengan nama yang tak asing ku kenali.

    Wanita di sandingnya, akhirnya, membuka mulut,
    sesaat sebelum air mataku merusak semua maskara,
    sedari membantuku menjawab semuanya dalam keheningan,
    ..Sahabat dapat mengambil apa yang kau inginkan.. dan..
    ..Hari Natal tak akan menjawab mimpimu..

    Sekiranya, meski tak ada kata yang terucap malam ini,
    aku tahu bahwa ini malam tahun ketiga,
    di mana aku akan menangis kembali,
    karna rindu yang ia tinggalkan mengalahkan cuaca beku di luar sana.
    Malam ini sungguh berbeda, seakan turut merayakan Natal,
    atas nama kebahagiaannya serta sahabatku,
    aku akan rela,
    merelakan tumpahan air mataku tanpa daya tuk hentikannya.

    | eve- | 00:12 | 221211 |


    Spoiler untuk Penggalan Sukma :
    Penggalan Sukma

    Meski ragaku ingin menggores pena demi menyuap rindu,
    tak ku lihat tarian pena yang terhasilkan.
    Tersadar, rindu murni ini takkan tertuang dalam lembaran.

    Saup-saup ku menyerah, menarik kanvas,
    demi mencipta senyum nyata itu,
    sukmaku merenggang tak terselamatkan
    oleh perang kerinduan pada siluet tubuh itu.
    Usahaku nihil. Aku kembali hening..
    pasrah akan suara kalbu yang mengusik.

    Aku yang kian melemah, tak dapat ku menyangkal,
    aku, bergantung pada cinta yang ditawarkan.
    Begitu hanyut aku dengan rintih melodi kesepian,
    takjub akan sihir cinta yang memabukkanku.

    Aku rela berdiam dalam peluh,
    merindu dalam kesenyapan kamar,
    menyuratkan cinta dalam kata,
    dan membela irama kesetiaan relung hati pada cintamu,
    meski harus ku redam jarak yang memisahkan.

    Sering mereka bertanya,
    apalah harapku padamu?
    Akankah jurang hatiku yang terjal terjamah olehmu?
    Bertahankah aku akan jarak yang mematahkan?
    Aku menengadah, melawan temaramnya rembulan
    yang seakan siap menghiburku jika tangisku terjatuh.

    Aku menyungging sebuah lekuk senyum,
    mendengar bisikan hati di mana dirimu ada,
    yakinkan hati akan jawabanku setelahnya,
    "Aku tlah berhasil mencintainya dengan sederhana,
    bersedia menyemai rindu hanya dengan bayangnya,
    dan aku akan slalu menanti dekapnya,
    selagi aku merantai penggalan kata cinta yang tercipta karenanya."

    | eve- | 22:14 | 271211 |


    Spoiler untuk Ketahuilah, Siapa Aku.. :
    Ketahuilah, Siapa Aku..


    Cahaya kekuningan itu hanya satu yang ku punya,
    meski ia membakar setiap pori kulitku yang membuatnya merona,
    ia mengajarkan bahwa ku tlah harus bersandar lagi pada nasib hari ini.
    Selain itupun, aku slalu mencari si pawang malam,
    mencari kilatan keemasan yang menghiasi langit.

    Meski tumpahan kata tak pernah berhasil mengurai perih hati,
    walau pusaran kegelapan putus asa mengambil alih hidup,
    hingga tak lagi ku dengar ada bisik nurani di sana,
    setidaknya, aku tak ingin mengenal khilaf.

    Hariku dihiasi dengan tangisan anak kecil di depan mataku,
    yang merengek, hanya demi sebungkus permen dari orangtua.
    Aku menjadi saksi bisu ratusan sejoli remaja yang menikmati hidup,
    mengintai setiap kecantikan buatan yang dimiliki wanita kelas atas,
    mengasihani beberapa orang yang ditolak dari pergaulan.

    Hanya saja, pertanyaan itu terukir dalam benak,
    mengalahkan alam bawah sadarku,
    "Siapa yang patut dikasihani? Aku atau mereka?"
    Aku slalu bermimpi, merengkuh keangkuhan makhluk bumi,
    berusaha berdiri di atas ratusan ribu duri yang menertawakan kondisiku.

    Setiap hari ku menunggu jawabNya,
    mencari perubahan, mengarungi tatapan hina yang dilemparkan ke arahku.
    Bermimpi, akan sebuah uluran tangan,
    yang memberi kasih kekeluargaan.

    Namun hingga kini,
    aku masih menjadi figuran bagi si bumi,
    bagai seorang yang selalu menyaksikan kesuksesan si tokoh utama,
    tanpa dapat naik daun bersamanya.
    Ratusan tangan menjulurkan tangannya untukku setiap hari,
    melemparkan sekeping dua keping logam,
    untuk sejentik kehidupan yang tak kunjung mudah.

    Kau kenal aku?
    Aku hanya seorang dari ratusan juta insan yang selalu kau hina,
    kau permalukan, kau kasihani, kau singkirkan dari pengakuan.
    Derajat yang sama tak pernah aku rasakan,
    dan mungkin, ini adalah kata yang tersingkap di surat terakhirku.
    Aku takkan lagi bersenandung dalam kata,
    mimpiku di kertas ini hanya jadi duniaku,
    tapi, ketahuilah..

    Aku kehilangan ibuku ketika ia melahirkanku,
    aku saksi bisu tanpa kata kematian ayahku,
    saat menyelamatkanku dari terkaman ombak sungai,
    Aku sendiri yang melepas kepergian kakek nenekku,
    dan ketika semuanya telah direngkuh dari bumi,
    di sinilah aku bertekuk lutut pada kesepian.

    Apa yang kau tahu?
    Kesendirian dalam keramaian kota adalah duniaku,
    pekat tangis dalam senyum adalah talentaku,
    penyakit kulit yang tak tersentuh oleh alat canggih,
    merupakan diriku ketika kau memandangku, hina.
    Katakanlah aku pengemis, yang hanya slalu meminta,
    aku takkan menggubris pernyataanmu,
    namun, ketahuilah..
    Demi sesuap nasi basi setiap harinya,
    aku berhasil hidup hari demi hari,
    tanpa bekal ilmu, tanpa cinta, dan tanpa pengakuan.
    Ketahuilah, siapa aku..

    | eve- | 14:56 | 190112 |


    Spoiler untuk 100 Origami, Sejuta Memoria :
    100 Origami, Sejuta Memoria


    Terkenang semua memoria akan bayangmu,
    yang seakan tlah mati, namun nyata.
    Kau, yang tlah membisu dalam kalbu.
    Jelas dalam relung, namun hadirmu tak lagi ada.

    Origami kelinci kecil yang slalu kau lekatkan di penjara kecil rumahku,
    seakan menjadi saksi kediaman tubuhmu yang pernah singgah.
    Ktika jarakmu tak lagi memungkinkan untuk ku gapai,
    masihkah bayang peluk hangatku mencukupi harimu di sana?

    Hari ini, akhirnya aku menangis lagi,
    menyadari makna dari permintaanmu.
    Seratus origami kecil yang seakan menyita waktu,
    namun ternyata menyimpan sejuta mimpi,
    di tiap lipatannya yang terbentuk,
    yang seakan ingin kau lakukan bersamaku lagi.

    Masihkah kau, menari lincah di alam sana?
    Adakah jiwa lain yang tlah mengisi harimu, tentu tanpa aku?
    Ku harap tidak, hingga setibanya aku di sana.

    Lihatlah aku, yang akhirnya dapat memenuhi keinginanmu,
    membantu membuat 100 origami kelinci yang kau damba,
    sebuah ingatan manis, saat kau dengan suara manjamu,
    menarikku untuk membantumu merampungkannya.

    Biarlah tulisan ini, menceraikan fakta.
    Fakta, di mana kau sebenarnya tak lagi beraga.
    Namun, semua origami kecilku, selalu bermakna,
    meski harus ku bersimpuh di atas nisan indah, milikmu.

    Bila cintaku, tak lagi berarti,
    jika Ia memberikanku cinta lainnya,
    akankah aku dapat menerimanya?
    Selagi, cintaku akan selalu, merona merah muda,
    setiap aku, melihat kelinci kecilmu yang selalu ku jaga.

    Inilah aku, yang slalu akan mencintai
    seseorang yang tak lagi diberi kesempatan tuk bernafas.
    Inilah aku, yang mungkin tak sempurna,
    namun tulisanku, serta cintaku,
    akan abadi, hingga aku yang akan menghampirimu di sana.
    Meski, berpuluh tahun lagi.

    | eve- | 18:33 | 020512 |



    Oke, sekian.
    Puisi-puisi lainnya yang ada di blog saya, kalau ada yang request untuk di share ke sini juga boleh kok, dengan senang hati nanti saya share di sini
    Just FYI, saya berniat ngirim antologi ini ke publisher tahun 2012, oleh karena itu, saya sangat-sangat berterimakasih kalau-kalau ada yang mau memberikan kritik dan saran kepada saya, karena memang saya sendiri masih banyak kekurangan.
    Sebelum dan sesudahnya, saya ucapkan terima kasih

    eve-© 2011
    Last edited by Simply; 02-05-12 at 20:34.

    "Come back for the better life and never regret" - Simply


    ada waktu, mampir : "Eve, the Tears in Every Poem"
    atau maen2 ke : My Personal Corner

  2. Hot Ad
  3. The Following User Says Thank You to Simply For This Useful Post:
  4. #2
    LunarCrusade's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Unseen Horizon
    Posts
    8,965
    Points
    30,120.80
    Thanks: 298 / 586 / 409

    Default

    sumpah merinding gw baca puisi"nya \/

    sayang event Natal kali ini ga ada bikin puisi, kalo nggak yg "Gadis Naif, Malam Beku" bisa menang tu


    +Personal Corner | Lunatic Moe Anime Review
    +My Story INDEX
    +GRP/BRP Formula | IDGS Newbie Guide


    The moment you say a word of parting, you've already parted.
    So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
    So long as you don't say it, you haven't parted.
    That is the way of the world:
    The Law of Linkage.

    Shichimiya Satone - Sophia Ring S.P. Saturn VII

  5. The Following User Says Thank You to LunarCrusade For This Useful Post:
  6. #3
    Simply's Avatar
    Join Date
    Sep 2011
    Posts
    136
    Points
    75.40
    Thanks: 5 / 12 / 7

    Default

    Quote Originally Posted by LunarCrusade View Post
    sumpah merinding gw baca puisi"nya \/

    sayang event Natal kali ini ga ada bikin puisi, kalo nggak yg "Gadis Naif, Malam Beku" bisa menang tu
    ga tau kalo ternyata ada yang komen
    btw, thankyou berat uda nyempatin waktu buat baca dan komen

    --

    komen2 lainnya, kritik dan lainnya sangat dihargai
    Last edited by Simply; 30-12-11 at 00:40.

    "Come back for the better life and never regret" - Simply


    ada waktu, mampir : "Eve, the Tears in Every Poem"
    atau maen2 ke : My Personal Corner

  7. #4
    LunarCrusade's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Unseen Horizon
    Posts
    8,965
    Points
    30,120.80
    Thanks: 298 / 586 / 409

    Default

    I want more

    apa jangan" udah abis kumpulan puisinya? a


    +Personal Corner | Lunatic Moe Anime Review
    +My Story INDEX
    +GRP/BRP Formula | IDGS Newbie Guide


    The moment you say a word of parting, you've already parted.
    So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
    So long as you don't say it, you haven't parted.
    That is the way of the world:
    The Law of Linkage.

    Shichimiya Satone - Sophia Ring S.P. Saturn VII

  8. #5

    Join Date
    Apr 2008
    Posts
    2,801
    Points
    1,662.85
    Thanks: 104 / 156 / 116

    Default

    kalo soal abis si kaga
    cuma bentar ya, lagi ngurus antologinya, udah deket deadline soalnya, lagi edit-mengedit dulu, nanti kalau uda rebes, langsung post GPL

    Terimakasih atas dorongan meng-post
    "The only way to do great work is to love what you do" ♥

    Hobby and Entertainment Forums
    My Personal Corner



  9. #6

    Join Date
    Apr 2008
    Posts
    2,801
    Points
    1,662.85
    Thanks: 104 / 156 / 116

    Default

    Spoiler untuk Ketahuilah, Siapa Aku.. :
    Ketahuilah, Siapa Aku..


    Cahaya kekuningan itu hanya satu yang ku punya,
    meski ia membakar setiap pori kulitku yang membuatnya merona,
    ia mengajarkan bahwa ku tlah harus bersandar lagi pada nasib hari ini.
    Selain itupun, aku slalu mencari si pawang malam,
    mencari kilatan keemasan yang menghiasi langit.

    Meski tumpahan kata tak pernah berhasil mengurai perih hati,
    walau pusaran kegelapan putus asa mengambil alih hidup,
    hingga tak lagi ku dengar ada bisik nurani di sana,
    setidaknya, aku tak ingin mengenal khilaf.

    Hariku dihiasi dengan tangisan anak kecil di depan mataku,
    yang merengek, hanya demi sebungkus permen dari orangtua.
    Aku menjadi saksi bisu ratusan sejoli remaja yang menikmati hidup,
    mengintai setiap kecantikan buatan yang dimiliki wanita kelas atas,
    mengasihani beberapa orang yang ditolak dari pergaulan.

    Hanya saja, pertanyaan itu terukir dalam benak,
    mengalahkan alam bawah sadarku,
    "Siapa yang patut dikasihani? Aku atau mereka?"
    Aku slalu bermimpi, merengkuh keangkuhan makhluk bumi,
    berusaha berdiri di atas ratusan ribu duri yang menertawakan kondisiku.

    Setiap hari ku menunggu jawabNya,
    mencari perubahan, mengarungi tatapan hina yang dilemparkan ke arahku.
    Bermimpi, akan sebuah uluran tangan,
    yang memberi kasih kekeluargaan.

    Namun hingga kini,
    aku masih menjadi figuran bagi si bumi,
    bagai seorang yang selalu menyaksikan kesuksesan si tokoh utama,
    tanpa dapat naik daun bersamanya.
    Ratusan tangan menjulurkan tangannya untukku setiap hari,
    melemparkan sekeping dua keping logam,
    untuk sejentik kehidupan yang tak kunjung mudah.

    Kau kenal aku?
    Aku hanya seorang dari ratusan juta insan yang selalu kau hina,
    kau permalukan, kau kasihani, kau singkirkan dari pengakuan.
    Derajat yang sama tak pernah aku rasakan,
    dan mungkin, ini adalah kata yang tersingkap di surat terakhirku.
    Aku takkan lagi bersenandung dalam kata,
    mimpiku di kertas ini hanya jadi duniaku,
    tapi, ketahuilah..

    Aku kehilangan ibuku ketika ia melahirkanku,
    aku saksi bisu tanpa kata kematian ayahku,
    saat menyelamatkanku dari terkaman ombak sungai,
    Aku sendiri yang melepas kepergian kakek nenekku,
    dan ketika semuanya telah direngkuh dari bumi,
    di sinilah aku bertekuk lutut pada kesepian.

    Apa yang kau tahu?
    Kesendirian dalam keramaian kota adalah duniaku,
    pekat tangis dalam senyum adalah talentaku,
    penyakit kulit yang tak tersentuh oleh alat canggih,
    merupakan diriku ketika kau memandangku, hina.
    Katakanlah aku pengemis, yang hanya slalu meminta,
    aku takkan menggubris pernyataanmu,
    namun, ketahuilah..
    Demi sesuap nasi basi setiap harinya,
    aku berhasil hidup hari demi hari,
    tanpa bekal ilmu, tanpa cinta, dan tanpa pengakuan.
    Ketahuilah, siapa aku..

    | eve- | 14:56 | 190112 |



    akhirnya sempat nulis lagi
    coba yuk mari dikomen

    -Update ke Post #1
    "The only way to do great work is to love what you do" ♥

    Hobby and Entertainment Forums
    My Personal Corner



  10. #7
    LunarCrusade's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Unseen Horizon
    Posts
    8,965
    Points
    30,120.80
    Thanks: 298 / 586 / 409

    Default

    anjiiirrrr...hanya dari mengimajinasikan seorang pengemis jadi karya luar biasa gitu

    ampun master


    +Personal Corner | Lunatic Moe Anime Review
    +My Story INDEX
    +GRP/BRP Formula | IDGS Newbie Guide


    The moment you say a word of parting, you've already parted.
    So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
    So long as you don't say it, you haven't parted.
    That is the way of the world:
    The Law of Linkage.

    Shichimiya Satone - Sophia Ring S.P. Saturn VII

  11. #8

    Join Date
    Apr 2008
    Posts
    2,801
    Points
    1,662.85
    Thanks: 104 / 156 / 116

    Default

    Quote Originally Posted by LunarCrusade View Post
    anjiiirrrr...hanya dari mengimajinasikan seorang pengemis jadi karya luar biasa gitu

    ampun master
    wih tau aja ini hasil imajinasi
    masih harus banyak belajar, mari belajar bersama dengan banyak-banyak latian
    "The only way to do great work is to love what you do" ♥

    Hobby and Entertainment Forums
    My Personal Corner



  12. #9

    Join Date
    Apr 2008
    Posts
    2,801
    Points
    1,662.85
    Thanks: 104 / 156 / 116

    Default

    Spoiler untuk 100 Origami, Sejuta Memoria :
    100 Origami, Sejuta Memoria


    Terkenang semua memoria akan bayangmu,
    yang seakan tlah mati, namun nyata.
    Kau, yang tlah membisu dalam kalbu.
    Jelas dalam relung, namun hadirmu tak lagi ada.

    Origami kelinci kecil yang slalu kau lekatkan di penjara kecil rumahku,
    seakan menjadi saksi kediaman tubuhmu yang pernah singgah.
    Ktika jarakmu tak lagi memungkinkan untuk ku gapai,
    masihkah bayang peluk hangatku mencukupi harimu di sana?

    Hari ini, akhirnya aku menangis lagi,
    menyadari makna dari permintaanmu.
    Seratus origami kecil yang seakan menyita waktu,
    namun ternyata menyimpan sejuta mimpi,
    di tiap lipatannya yang terbentuk,
    yang seakan ingin kau lakukan bersamaku lagi.

    Masihkah kau, menari lincah di alam sana?
    Adakah jiwa lain yang tlah mengisi harimu, tentu tanpa aku?
    Ku harap tidak, hingga setibanya aku di sana.

    Lihatlah aku, yang akhirnya dapat memenuhi keinginanmu,
    membantu membuat 100 origami kelinci yang kau damba,
    sebuah ingatan manis, saat kau dengan suara manjamu,
    menarikku untuk membantumu merampungkannya.

    Biarlah tulisan ini, menceraikan fakta.
    Fakta, di mana kau sebenarnya tak lagi beraga.
    Namun, semua origami kecilku, selalu bermakna,
    meski harus ku bersimpuh di atas nisan indah, milikmu.

    Bila cintaku, tak lagi berarti,
    jika Ia memberikanku cinta lainnya,
    akankah aku dapat menerimanya?
    Selagi, cintaku akan selalu, merona merah muda,
    setiap aku, melihat kelinci kecilmu yang selalu ku jaga.

    Inilah aku, yang slalu akan mencintai
    seseorang yang tak lagi diberi kesempatan tuk bernafas.
    Inilah aku, yang mungkin tak sempurna,
    namun tulisanku, serta cintaku,
    akan abadi, hingga aku yang akan menghampirimu di sana.
    Meski, berpuluh tahun lagi.

    | eve- | 18:33 | 020512 |


    baru sempat update.
    abis ujian + liat ada lomba, mau ikutan.
    jadi sekalian nulis
    ga tau deh maksimal apa ga, yuk mari dikomen

    ORIGINALLY posted in : 100 Origami, Sejuta Memoria

    Update ke Post#1
    "The only way to do great work is to love what you do" ♥

    Hobby and Entertainment Forums
    My Personal Corner



  13. #10
    levialexander9's Avatar
    Join Date
    Jan 2012
    Posts
    5,671
    Points
    778.48
    Thanks: 100 / 289 / 266

    Default

    Quote Originally Posted by vLin777 View Post
    baru sempat update.
    abis ujian + liat ada lomba, mau ikutan.
    jadi sekalian nulis
    ga tau deh maksimal apa ga, yuk mari dikomen

    ORIGINALLY posted in : 100 Origami, Sejuta Memoria

    Update ke Post#1
    galau dh w...


    w suka yg bait prtmaya...
    cz rima ya a-u-a-u...
    bait ke 5 juga...

    saran aj...
    mngkin akn lbh menarik lg klw majas ya di prbyk...

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •