Spontaneous Human Combustion (SHC) adalah peristiwa terbakarnya tubuh seseorang secara spontan tanpa adanya sumber api dari luar (api muncul dari dalam diri korban sendiri). Dalam laporannya, sudah ada sekitar 200 kasus dalam periode 300 tahun terakhir.

Karakteristik SHC:
  • Tubuh adalah fokus utama pembakaran, jadi biasanya kaki dan tangan masih utuh.

  • Biasanya tubuh korban terbakar habis hingga melebur seperti dikremasi, untuk mencapai keadaan ini diperlukan suhu sekitar 1600° F selama 2 jam.

  • Walaupun tubuh habis terbakar, namun panas dari pembakaran hanya terbatas hingga pakaian korban, sehingga tidak ada lingkungan/furniture di sekitar korban yang didapati rusak karena terbakar.

  • Korban biasanya sendirian pada saat kematian, dan diperkirakan masih hidup ketika api mulai, meskipun menunjukkan sedikit tanda-tanda berjuang.


Hingga saat ini, belum ada pernyatan ilmiah yang terbukti benar dan diakui para peneliti untuk membuktikan penyebab SHC. Ada beberapa teori yang disebutkan dan cukup populer:

  • Api dipicu ketika metana (gas mudah terbakar yang dihasilkan ketika tanaman membusuk) menumpuk di usus dan dinyalakan oleh enzim (protein dalam tubuh yang berfungsi sebagai katalis untuk mendorong dan mempercepat reaksi kimia). Namunsebagian besar korban SHC menderita kerusakan yang lebih besar di bagian luar tubuh mereka daripada organ internal mereka, yang tampaknya menentang teori ini.

  • Api terpicu dari hasil penumpukan listrik statis dalam tubuh atau dari kekuatan geomagnetik eksternal yang bekerja pada tubuh. Larry Arnold, seorang ahli yang ikut meneliti SHC, telah menyatakan bahwa fenomena tersebut adalah karya dari partikel subatomik baru yang disebut pyroton, yang katanya berinteraksi dengan sel untuk membuat ledakan-mini. Tapi belum ada bukti ilmiah untuk membuktikan keberadaan partikel ini.

  • Penjelasan lainnya adalah wick effect, yang menyatakan bahwa tubuh seseorang ketika diterangi sebatang rokok atau sumber panas lainnya, akan bertindak seperti sebuah lilin.
    Sebuah lilin terdiri dari sumbu pada bagian dalam yang dikelilingi oleh lilin yang terbuat dari asam lemak mudah terbakar. Lilin membakar sumbu dan menjaganya agar tetap terbakar. Dalam tubuh manusia, lemak tubuh berfungsi sebagai zat pembakar, dan pakaian korban atau rambut bertindak sebagai sumbu. Saat lemak mencair karena panas, lemak tersebut membasahi pakaian dan bertindak sebagai zat seperti lilin untuk menjaga sumbu tetap terbakar perlahan-lahan. Para ilmuwan mengatakan ini adalah mengapa tubuh korban yang hancur namun lingkungan di sekitar mereka hampir tidak dibakar. Dan bagaimana dengan kebanyakan keadaan korban SHC yang kaki dan tangannya masih utuh? Jawaban atas pertanyaan yang mungkin ada hubungannya dengan gradien suhu - gagasan bahwa bagian atas seseorang yang sedang duduk lebih panas dari bagian bawah. Ini pada dasarnya adalah fenomena yang sama yang terjadi ketika Anda memegang sebatang korek api menyala dan membaliknya hingga nyala api berada di bagian bawah, panas dari nyala api akan sangat terasa di bagian atas daripada bagian bawah dari nyala api tersebut.


Namun hingga saat ini, belum ada satupun penjelasan yang dapat terbukti benar secara ilmiah, para ahli dan peneliti masih berspekulasi bahwa SHC dipicu saat seseorang sedang dalam keadaan sangat mabuk dan terbakar karena rokok yang lupa dimatikan, didukung dengan hasil pemeriksaan laboratorium forensik yang menyatakan bahwa mayoritas korban SHC adalah peminum dan perokok, atau korban SHC sengaja dibakar oleh oknum-oknum tertentu yang memang berniat membunuh korban.

Sumber:
Code:
http://en.wikipedia.org/wiki/Spontaneous_human_combustion
http://science.howstuffworks.com/science-vs-myth/unexplained-phenomena/shc.htm
http://www.skepdic.com/shc.html